17 November 2020
PEMANTAPAN KADER JUMANTIK DESA PURWODADI
PURWODADI – Puskesmas Rejomulyo mengadakan kegiatan pemantapan kader Jumantik di Desa Purwodadi. Kegiatan yang berlangsung pada Senin (16/11/2020) di Balai Desa Purwodadi tersebut dihadiri oleh sekitar 30 orang peserta, yang terdiri dari kader jumantik, perangkat desa, dan unsur masyarakat yang lain.
Dalam paparannya, Bapak Purwoko dari Puskesmas Rejomulyosebagai narasumber menjabarkan mekanisme kegiatan tersebut adalah untuk memantapkan peran kader jumantik dalam upaya menekan angka kesakitan dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tahun kemarin cukup banyak terjadi di desa Purwodadi. Sedangkan untuk ini angka kejadian DBD masih nol, maka perlu dilakukan pemantapan peran serta kader jumantik untuk terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada warga untuk menjaga kebersihan lingkungan masing-masing.
Untuk itu perlu melibatkan juga peran serta masyarakat untuk memutus mata rantai perkembangbiakan vektor nyamuk pembawa virus DBD yaitu nyamuk aedes agypti.
Peran masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam mencegah timbulnya kejadian DBD melalui pemantauan oleh Kader Jumantik yang ada serta masyarakat sebagai pendukung kegiatan tersebut.
Kader Jumantik diharapkan dapat memantau jentik pada rumah yang ada di Desa Purwodadi secara berkala serta memberikan penyuluhan tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) kepada masyarakat yang rumahnya dikunjungi oleh kader tersebut. Dalam hal ini juga diberikan wewenang kepada setiap rumah untuk menunjuk satu orang dalam rumah tersebut untuk menjadi juru pemantau jentik, sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan tentang “SATU RUMAH SATU JUMANTIK”, sehingga output yang didapatkan adalah menurunnya kasus DBD yang terjadi.
Lebih lanjut, Bapak Purwoko menjelaskan keberadaan jentik yang banyak terdapat pada berbagai jenis kontainer penampung air yang dijumpai pada setiap rumah, fasilitas umum, sekolah maupun sarana ibadah.
Maka, lanjutnya, indikator yang perlu ditingkatan pada masyarakat adalah lebih giat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yaitu dengan melakukan gerakan 3M, yaitu menguras bak mandi seminggu sekali, karena siklus nyamuk dari telur sampai dewasa memakan waktu satu minggu.
Berikutnya, memanfaatkan barang-barang bekas yang dapat menampung air, menutup rapat tempat penampungan air dan memantau jentik pada tempat penampungan air. Selain itu juga dapat dilakukan pencegahan diantaranya dengan memakai kelambu tempat tidur, kawat kasa pada ventilasi, tidak menggantung baju dikamar, memelihara ikan pemakan jentik, pemakaian lotion nyamuk, dan lain sebagainya.
“Dengan demikian perkembang biakan vektor nyamuk penyebab DBD dapat diberantas secara periodik dan berkala,” ujarnya.
“Diharapkan dengan aktifnya Kader Jumantik dan peran serta masyarakat untuk satu rumah satu jumantik, akan dapat menurunkan angka kejadian DBD, karena DBD tidak akan bisa berkurang tanpa kesadaran dan peran serta dari masyarakat,” imbau Bapak Purwoko.
Pada sesi akhir kegiatan ini Bapak Purwoko secara simbolis menyerahkan bubuk abathe kepada perangkat desa Purwodadi untuk selanjutnya akan dibagikan secara merata kepada warga desa.